Selasa, 28 Mei 2013

jelajah budaya



                Inilah pengalaman pertamaku. Pengalaman yang sangat menyenangkan. Pengalaman tersebuit tidak lain adalah “Jelajah Budaya”. Acara tersebut diadakan pada hari Minggu kemarin, tanggal 26 Mei 2013. Pukul 06.30 kami sudah berkumpul di sekolah. Kami berangkat kurang lebih pukul 07.00. kami bersepuluh, lima anak dari sangga putra dan lima anak dari sangga putri, berangkat lomba Jelajah Budaya dengan diantar oleh kakak-kakak purna ambalan. Tempat tujuan kami yaitu situs Warung Boto, Kotagede.
                Setibanya di sana kami melakukan regristasi pendaftaran. Kami , sangga putrid mendapat nomor urut delapan dan sangga putra mendapat nomor urut lima. Setelah regristrasi pendaftaran, kami masuk sisa-sisa peninggalan situs warung boto. Bangunan ini berupa bangunan dari batu bata yang sudah sedikit lapuk. Di sini kami melakukan apel pembukaan. Setelah apel pembukaan, ada acara penanaman pohon secara simbolis.
                Acara selanjutnya yaitu penampilan yel-yel kebangsaan, kami sudah sangat siap setelah selama dua minggu lebil kami berlatih. Sanggaku, sangga putri (Ratnaningsih) memakai kostum dengan atribut-atribut yang lumayan unik. Kami menggunakan krudung merah sebagai selendang yang kami ikatkan dipinggang kami, memakai celana batik ala malioboro, memakai gelang dari tali raffia yang sudah dikreasikan, memakai topeng dari kardus makanan yang sudah dihias, dan memakai topi koboy yang kece gila. Kami sudah siap gila-gila an. Kamipun siap menampilkan yel-yel kebangsaan kami dengan diiringi tarian-tarian gila. Dari sangga putra, mereka memakai lurik sebagai baju, blangkon,  dan memakai jarik. Mereka juga menampilkan yel-yel terbaik mereka.
                Setelah menampilkan yel-yel, kami melakukan perjalanan sejauh 6 km. Kami berpisah, sangga putra berjalan duluan karena mereka no urut lima sedangkan kami no urut delapan. Kami, sangga putri, mendapat pasangan berjalan dengan sangga putra dari pangkalan lain yang mendapat no urut sama, yaitu delapan..ternyata pasangan kami dari pangkalan SMK Nasional, kamipun berkenalan. Meskipun kami  berbeda pangkalan, kami tetap kompak. Kami berjalan beriringan sambil menyanyikan yel-yel dari pangkalan kami. Mereka ikut menyanyikan yel-yel kami. Jarak 6 km pun tidak terasa berat. Di jalan kami juga foto-foto. Kami meewati 3 pos, ketiga pos bias kami lalui dengan lancar. Setelah sampai di pos tiga kami melanjutkan perjalanan sampai di benteng cepuri. Di sana kami bertemu dengan sangga putra yang sepangkalan. Kami merasa sangat senang, lalu kamipun berpisah dengan sangga dari SMK Nasional dan bergabung kembali dengan sangga putra dari pangkalan kami.
                Kami berjalan ke coklat monggo, lalu ke masjid agung kotagede. Disana kami foto-foto. Setelah cyukup lama menunggu, saatnya pembagian poala lomba. Kami mendapat 3 piala. 2 piala besar sebagai sangga terbaik putra dan sangga terbaik putrid, dan satu piala lagi, yaitu juara tiga yel yel putrid. Kami sangat senang. Dari 6 piala kejuaraan kami berhasil mendapatkan 3 piala. Kamipun mendapat juara umum. Ternyata perjuangan kita selama ini dihargai oleh Allah. Alhambdulillah, sungguh pengalaman yang luar biasa.
               

Rabu, 17 April 2013

Mahabhakti


Hari itu, tanggal 23 Maret 2013, hari pertama mahabakti di sekolahku, MAN 1 Yogyakarta. Makhabakti yatu program tahunan pramuka di sekolahku berupa perkemahan bhakti.  Mahabakti tahun ini bertempat di bumi perkemahan waduk sermo, Kulon Progo. Kami sudah berkumpul di sekolah sejak pukul 06.00, lalu melakukan regristrasi dan upacara pembukaan. Setelah upacara pembukaan, kendaraan yang siap mengangkut kami ke bumi perkemahan sudah datang, truk polisi dan satu bis. Aku masuk rombongan bis. Aku menikmati perjalanan tersebut, kami melewati rute PDT yang  pernah kami lalui dulu.
Kami tidak langsung diturunkan di buper, tetapi diturunkan di sebuah lapangan. Untuk sampai di buper, kami harus melakukan perjalanan bhakti. Dari lapangan sampai bumi perkemahan kami harus melewati tiga pos, pos pertama kita menyanyikan himne pramuka, kedua dasadarma, dan pos terakhit yel-yel. Kami melakukan perjalanan bakti dengan semangat, menyanyikan yel-yel kebanggaan di perjalanan.
Tak terasa kamipun sampai di bumi perkemahan. Kami tidak langsung mendirikan tenda. Kami nmakan dan sholat dahulu, setelah itu baru mendirikan tenda. Tenda kamipun berdiri dengan kokoh. Kegiatan hari itu masih berupa kegiatan mandiri. Pada malam harinya, yaiytu acara PTA (Penerimaan Tamu Ambalan). Kakak-kakak sangga kerja, BPH, dan purna ambalan melakukan pressing terhadap semua siswa. Setelah itu yaitu renungan, kebanyakan dari merena sampai menangis, tapi tidak sedikit juga yang tidur. Setelah renungan, upacara PTA pun dilakukan, disertai dengan pemberian bedge ambalan.
Keesokan harinya, tanggal 24 Maret 2013, kami bangun jam 04.00 untuk sholat subuh berjamaah. Hari ini pelaksanaan lomba-lomba. Lomba pertama yaitu snam lebay. Setiap sangga harus mengirimkan lima anak terlebay di sangganya. Waktu itu bumi perkemahan sangat ramai oleh tawa kami. Lomba selanjutnya yaitu lomba ketpram, aster, pionering, FKR, make carzy dan bara pintar, lomba masak, lomba trijuang, poster, dll. Sanggaku memperoleh juara II di lomba masak, lomba trijuang dan lomba  poster. Kami merasa bahagia.
Pada malam harinya, kita nonton bareng di lapangan, judul filmnya kalau tidak salah yaitu “Life of Pi). Teman-temah ada yang sampai heboh menonton, tetapi tidak sedikit pula yang tertidur nyenyak di lapangan. Setelah acara selesai, kamipun pindah tidur di tenda.
Hari ketiga, tanggal 25 Maret 2013, kami bangun jam 03.00 untuk sholat tahajud dan mujahadah. Kami sholat  dan mujahadah di lapangan di buper. Kami bangun lalu ambil air wudhu. Meskipun sudah wudhu, kami tetap merasa masih ngantuk. Kamipun sholat tahaju d dan sholat witir, setelah itu mujahadah. Ada kejadian yang sangat konyol menurutku saat mujahadah, yaitu karena terlalu ngantuk, dari semua siswi, yang bertahan ikut mujahadah hanya dua delas orang, yang lainnya tertidur dilapangan.
Agenda hari itu yaitu tadabur alam. Kami jalan melewati pos-pos, melewati hutan, sungai, dan jalan beraspal sambil mengambil sampah anortanik untuk dikumpulkan di buper. Perjalanan itu cukup melehahkan bagi kita. Setelah sampai di buper, kami istirahat dan kegiatan mandiri.
Selain tadabur alam, kegiatan hari itu juga masih ada lomba-lomba, diantaranya syahril Qur’an dan tarik tambang. Lomba tarik tambang dilakukan di lapangan dan berlangsung dengan sangat seru. Semua siswa berteriak-teriak memberika semangat kepada pemain, seru sekali. Tidak jarang peserta lomba jatuh terpeleset karena kuatnya kekuatan lawan dan rumput yang licin.
Malam harinya, malam puncak mahabhakti, yaitu penyalaan api unggun. Sepuluh siswa ditunjuk sebagai pembawa api dasadharma, lalu estafet api, setelah itu pemangku adat Ambalan Ratnaningsih memanahkan api ke arah api unggun, maka apipun menyala. Malam itu juga ada final FKR yang berlangsung dengan meriah.
Keesokan harinya, kami berkemas-kemas untuk pulang empat hari trasa cepat di buper. Sebelum pulang kami melakukan upacara penutupan. Setelah upacara yaitu pembagian hadiah lomba. Sanggaku mendapatkan tiga hadiah sekaligus, kami pulang dengan rasa senang.

Jumat, 08 Maret 2013

PDT.......



Liburan kemarin terasa sangat pendek. Pondok hanya memberiku liburan seminggu sedangkan libur sekolah dua minggu. Pada minggu pertama aku sangat banyak kegiatan, terutama buat persiapan PDT karena aku ikut kegiatan tersebut.
  Hari pertama sampai hari ketiga liburan kuisi hari-hariku dengan latihan PDT. Hari keempat liburanku, hari itu hari pertama PDT, perjalanan terasa sangat melelahkah, terlebih karena kita belum berpengalaman, belum pernah ikut kegiatan itu. Kita melewati sawah-sawah yang sangat bagus, tetapi sangat panas. Kami sangat sering berhenti dan tidur-tiduran di bawah pohon di pinggir jalan, sungguh nyaman. Tas gendong masih terasa sangat berat. Semua beban belum ada yang berkurang. Aku merasa letih, letih, dan letih. Aku sempat menyesal mengapa ikut PDT. Tetapi sesalku tiada guna, akhirnya aku memutuskan untuk menikmati perjalanan. Kami mulai menyanyikan yel-yel yang membuat kita semangat lagi. Botol demi botol aqua pangkalan kita, MAN 1 Yogyakarta, mulai habis. Akhirnya kita memutuskan untuk meminta pada penduduk di desa yanmg kami lalui. Kita sholat di masjid yang kita lalui dan sambil mengambil air wudhu, kita sekalian mengambil air untuk minum.

Sungguh saat itu air keranpun sangat nikmat rasanya. Pos demi pos telah dilalui, kami ingin segera sampai ke basecame. Kami sampai basecame sudah malam. Yang paling kami inginkan hanyalah tidur, tidur, dan tidur. Kami lalu membuat bivak seadanya, para purna menjenguk kami. Setiap malam kita mengevaluasi perjalanan hari itu.
Akhirnya kami tidur. Jam 3 hari kedua kita bangun, tetapi ternyata kamar mandi umum antre panjang. Akhirnya kami mandi di rumah penduduk. Kami lalu masak 2 mie untuk 7 orang. Sesuap mie sungguh sangat sangatlah enak. Selebih lagi hari itu kami mau melanjutkan perjalanana lagi berpuluh-puluh kilometer. Kami apel pagi dan melanjutkan perjalanan dengan semangat. Pangkalan kita sangat kompkak, seragam sama, coverbag sama, pokoknya kompak. Saat kita nyanyi yel-yel bersama sepangkalan, tidak ada pangkalan lain yang berani menandingi. Sungguh aku sudah mulai bisa
menukmati perjalanan. Sebelum mulai berjalan tadi, kita memakai minyak tawon pada kaki kita agar tidak sakit, kita juga minum madu untuk menambah tenaga. Akhirnya di jalan kami kuat. Misalnya ada satu dua anak cewek yang gak kuat berjalan, anak cowok siap menariknya atau mendorongnya dengan tongkat, sungguh di situ aku merasakan persaudaraan yang sangat kuat, aku terharu. Temanku ada yang punya banyak kapal di kakinya, sungguh kasihan aku melihatnya. Akhirnya teman-teman dari sangga cowok memutuskan untuk membawakan tas temanku itu. Semua rasa egois di hilangkan, amarah dihilangkan, dan yang paling perlu yaitu menghindari mengeluh, karena saat mengeluh, perjalanan terasa sangat sangatlah berat.
Akhirnya kamipun tiba di bascame kedua, di samping brimob Sentolo. Sesampainya di sana kami melakukan laporan, dan kami sangat kompak,

laporan dilakukan sepangkalan sekaligus, bukan per sangga, kamipun menyanyikan yel-yel dengan sangat bangga. Lalu kami melanjutkan dengan membuat bivak, makan,


dan tidur. Malam itu hujan deras, tapi karena kami ingin jadi penggembara sejati, kami memutuskan untuk tetap tidur di bivak.
Hari ketiga perjalanan masih sama seperti hari kedua, namun lebih kompak karena jika pas hari pertama dan kedua ada satu sangga yang kuat untuk berjalan di awal dan meningggalkan dua sangga yang lain, pada hari ketiga, kami benar-benar berjalan sepangkalan dan menyanyikan yel-yel bersama dan gak terasa kami sampai di basecame tiga setelah melewati desa, kota, hutan, sawah, dan pos-pos yang telah disediakan. Hari itu benar-benar hari yang melelahkan tetapi sekaligus menyenangkan. Basecame tiga kami ada di dekat SD Bibis. Perjalanan hari ketiga tadi kita hujan-hujanan. Sampai di SD kami laporan dengan kondisi sangat dingin. Kami lalu membuat bivak di tempat yang sudah disediakan, untungnya tempat kami tidak tergenang air.
Pada malam harinya sungguh malam yang berat, malam itu hujan deras dan sangga kerja baru menyuruh evakuasi barang saat hujan sudah deras. Kami pun berlari-lari menyelamatkan barang. Malam itu kami tidur di emperan depan kelas-kelas, dingin banget, tidur dengan sarung, di lantai yang basah. Dan yang lebih konyolnya lagi, kita kehabisan air, dan sangat males untuk sekedar mengambil air di masjid untuk minum karena hujan sangat lebat, akhirnya dengan PDnya kami menadah air dari genteng, ada sensasi dingin, seperti air es, kami tidak menyadari bahwa itu air genteng yang sangat mungkin banyak kotoran, bahkan satu botol tidak cukup, kami ambil botol lain dan di isi air yang sama, tapi yang kali ini dicampur marimas, enak banget. Saat sedang asyik-asyiknya minum, ada kakak-kakak sangker yang tertawa terbahak-bahak melihat ulah kami. Kami baru menyadarinya dan kamipun sangat malu. Di kemudian hari, pengalaman itu tidak pernah terlupakan. Pengalaman konyol saat PDT.
Hari keempat kami tidak melakukan perjalanan, hari itu adalah pelaksanaan lomba-lomba, seperti batik, poster, fotografi, aster, FKR, dan ada bazar dan baksos. Aku ikit kegiatan baksos, aku membagikan sembako kepada pendududk setempat yang punya kupon, kebanyakan yang datang adalah simbah-simbah, aku sangat kasihan. Ada juga simbah-simbah renta yang tidak punya kupon, tetapi sangat menginginkan sembako tersebut. Aku bingung dan kasihan, tetapi simbah-simbah tersebut akhirnya tetap tidak mendapatkan sembako, kasihan sekali. Pada malam harinya menampilkan FKR, kami sangat semangat, semua dicurahkan agar FKRnya menang, akhirnyapun kami juara tiga.
Hariterakhir PDT, hari kelima kami melanjutkan perjalanan, tujuan kami adalah balai kota Yogyakarta. Kami berjalan dan terus berjalan. Hari itu sebagian besar rute yang kami lewati adalah berupa kota. Cuaca sangat panas. Setiap kali ada penjual sup buah aku sangat ingin membelinya, tetapi keinginan itu kutahan hingga sampai di SMK 6. Ketika sampai di SMK 6 aku langsung mencari sup buah, dan rasanya,.. hhhmmm, sangatlah segar. Kami berjam-jam di SMK 6. Selama di sana, hujan deras mengguyur wilayah DIY. Dingin banget, tetapi kami tetap semangat menyanyikan yel-yel. Setelah itu kamipun melanjutkan perjalanan ke balai kota.
Itulah sebagian kecil pengalamanku saat PDT (Pengembaraan Desembar Tradisional) dan pada akhirnyapun aku sangat suka PDT. Aku tahun depan ingin ikut lagi.

http://rafi-orilya.blogspot.com/2012/11/memasang-widget-hewan-peliharaan-di.html#ixzz2MvxML77U Perlindungan Hak Cipta Oleh Rafi Orilya Groups Under Creative Commons License: Attribution Share Alike