Jumat, 08 Maret 2013

PDT.......



Liburan kemarin terasa sangat pendek. Pondok hanya memberiku liburan seminggu sedangkan libur sekolah dua minggu. Pada minggu pertama aku sangat banyak kegiatan, terutama buat persiapan PDT karena aku ikut kegiatan tersebut.
  Hari pertama sampai hari ketiga liburan kuisi hari-hariku dengan latihan PDT. Hari keempat liburanku, hari itu hari pertama PDT, perjalanan terasa sangat melelahkah, terlebih karena kita belum berpengalaman, belum pernah ikut kegiatan itu. Kita melewati sawah-sawah yang sangat bagus, tetapi sangat panas. Kami sangat sering berhenti dan tidur-tiduran di bawah pohon di pinggir jalan, sungguh nyaman. Tas gendong masih terasa sangat berat. Semua beban belum ada yang berkurang. Aku merasa letih, letih, dan letih. Aku sempat menyesal mengapa ikut PDT. Tetapi sesalku tiada guna, akhirnya aku memutuskan untuk menikmati perjalanan. Kami mulai menyanyikan yel-yel yang membuat kita semangat lagi. Botol demi botol aqua pangkalan kita, MAN 1 Yogyakarta, mulai habis. Akhirnya kita memutuskan untuk meminta pada penduduk di desa yanmg kami lalui. Kita sholat di masjid yang kita lalui dan sambil mengambil air wudhu, kita sekalian mengambil air untuk minum.

Sungguh saat itu air keranpun sangat nikmat rasanya. Pos demi pos telah dilalui, kami ingin segera sampai ke basecame. Kami sampai basecame sudah malam. Yang paling kami inginkan hanyalah tidur, tidur, dan tidur. Kami lalu membuat bivak seadanya, para purna menjenguk kami. Setiap malam kita mengevaluasi perjalanan hari itu.
Akhirnya kami tidur. Jam 3 hari kedua kita bangun, tetapi ternyata kamar mandi umum antre panjang. Akhirnya kami mandi di rumah penduduk. Kami lalu masak 2 mie untuk 7 orang. Sesuap mie sungguh sangat sangatlah enak. Selebih lagi hari itu kami mau melanjutkan perjalanana lagi berpuluh-puluh kilometer. Kami apel pagi dan melanjutkan perjalanan dengan semangat. Pangkalan kita sangat kompkak, seragam sama, coverbag sama, pokoknya kompak. Saat kita nyanyi yel-yel bersama sepangkalan, tidak ada pangkalan lain yang berani menandingi. Sungguh aku sudah mulai bisa
menukmati perjalanan. Sebelum mulai berjalan tadi, kita memakai minyak tawon pada kaki kita agar tidak sakit, kita juga minum madu untuk menambah tenaga. Akhirnya di jalan kami kuat. Misalnya ada satu dua anak cewek yang gak kuat berjalan, anak cowok siap menariknya atau mendorongnya dengan tongkat, sungguh di situ aku merasakan persaudaraan yang sangat kuat, aku terharu. Temanku ada yang punya banyak kapal di kakinya, sungguh kasihan aku melihatnya. Akhirnya teman-teman dari sangga cowok memutuskan untuk membawakan tas temanku itu. Semua rasa egois di hilangkan, amarah dihilangkan, dan yang paling perlu yaitu menghindari mengeluh, karena saat mengeluh, perjalanan terasa sangat sangatlah berat.
Akhirnya kamipun tiba di bascame kedua, di samping brimob Sentolo. Sesampainya di sana kami melakukan laporan, dan kami sangat kompak,

laporan dilakukan sepangkalan sekaligus, bukan per sangga, kamipun menyanyikan yel-yel dengan sangat bangga. Lalu kami melanjutkan dengan membuat bivak, makan,


dan tidur. Malam itu hujan deras, tapi karena kami ingin jadi penggembara sejati, kami memutuskan untuk tetap tidur di bivak.
Hari ketiga perjalanan masih sama seperti hari kedua, namun lebih kompak karena jika pas hari pertama dan kedua ada satu sangga yang kuat untuk berjalan di awal dan meningggalkan dua sangga yang lain, pada hari ketiga, kami benar-benar berjalan sepangkalan dan menyanyikan yel-yel bersama dan gak terasa kami sampai di basecame tiga setelah melewati desa, kota, hutan, sawah, dan pos-pos yang telah disediakan. Hari itu benar-benar hari yang melelahkan tetapi sekaligus menyenangkan. Basecame tiga kami ada di dekat SD Bibis. Perjalanan hari ketiga tadi kita hujan-hujanan. Sampai di SD kami laporan dengan kondisi sangat dingin. Kami lalu membuat bivak di tempat yang sudah disediakan, untungnya tempat kami tidak tergenang air.
Pada malam harinya sungguh malam yang berat, malam itu hujan deras dan sangga kerja baru menyuruh evakuasi barang saat hujan sudah deras. Kami pun berlari-lari menyelamatkan barang. Malam itu kami tidur di emperan depan kelas-kelas, dingin banget, tidur dengan sarung, di lantai yang basah. Dan yang lebih konyolnya lagi, kita kehabisan air, dan sangat males untuk sekedar mengambil air di masjid untuk minum karena hujan sangat lebat, akhirnya dengan PDnya kami menadah air dari genteng, ada sensasi dingin, seperti air es, kami tidak menyadari bahwa itu air genteng yang sangat mungkin banyak kotoran, bahkan satu botol tidak cukup, kami ambil botol lain dan di isi air yang sama, tapi yang kali ini dicampur marimas, enak banget. Saat sedang asyik-asyiknya minum, ada kakak-kakak sangker yang tertawa terbahak-bahak melihat ulah kami. Kami baru menyadarinya dan kamipun sangat malu. Di kemudian hari, pengalaman itu tidak pernah terlupakan. Pengalaman konyol saat PDT.
Hari keempat kami tidak melakukan perjalanan, hari itu adalah pelaksanaan lomba-lomba, seperti batik, poster, fotografi, aster, FKR, dan ada bazar dan baksos. Aku ikit kegiatan baksos, aku membagikan sembako kepada pendududk setempat yang punya kupon, kebanyakan yang datang adalah simbah-simbah, aku sangat kasihan. Ada juga simbah-simbah renta yang tidak punya kupon, tetapi sangat menginginkan sembako tersebut. Aku bingung dan kasihan, tetapi simbah-simbah tersebut akhirnya tetap tidak mendapatkan sembako, kasihan sekali. Pada malam harinya menampilkan FKR, kami sangat semangat, semua dicurahkan agar FKRnya menang, akhirnyapun kami juara tiga.
Hariterakhir PDT, hari kelima kami melanjutkan perjalanan, tujuan kami adalah balai kota Yogyakarta. Kami berjalan dan terus berjalan. Hari itu sebagian besar rute yang kami lewati adalah berupa kota. Cuaca sangat panas. Setiap kali ada penjual sup buah aku sangat ingin membelinya, tetapi keinginan itu kutahan hingga sampai di SMK 6. Ketika sampai di SMK 6 aku langsung mencari sup buah, dan rasanya,.. hhhmmm, sangatlah segar. Kami berjam-jam di SMK 6. Selama di sana, hujan deras mengguyur wilayah DIY. Dingin banget, tetapi kami tetap semangat menyanyikan yel-yel. Setelah itu kamipun melanjutkan perjalanan ke balai kota.
Itulah sebagian kecil pengalamanku saat PDT (Pengembaraan Desembar Tradisional) dan pada akhirnyapun aku sangat suka PDT. Aku tahun depan ingin ikut lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://rafi-orilya.blogspot.com/2012/11/memasang-widget-hewan-peliharaan-di.html#ixzz2MvxML77U Perlindungan Hak Cipta Oleh Rafi Orilya Groups Under Creative Commons License: Attribution Share Alike